Setiap kegiatan membutuhkan perencanaan, sering kita dengar istilah plan-do-check, perencanaan-pelaksanaan–evaluasi, jadi kedudukan perencanaan adalah sangat penting. 

Dari perencanaan menunjukkan bahwa kegiatan tersebut mempunyai tujuan, jadwal, siapa yang bertanggung jawab, dari mana dananya, dimana lokasinya. 

Perencanaan merupakan penjabaran atau implementasi dari misi, yang akan dicapai dalam waktu 1 tahun (Rencana Operasional) atau 5 tahun (Rencana Strategi).

Perencanaan kinerja memberi target tentang apa yang harus dicapai dalam pelaksanaan program/kegiatan, merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategi, berisi aktivitas pengambilan keputusan di depan tentang tingkat capaian kinerja yang diinginkan dan dihubungkan dengan tingkat pelaksanaan program/ kegiatan. 

Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, sehingga setiap kegiatan telah jelas sumber dana dan kegunaan, mempunyai indikator kinerja yang jelas, terukur dalam bentuk fisik maupun non fisik yang dapat dipertanggungjawabkan. Tahapan secara umum dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

Tahap 1, Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. 

Pada kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan yang merupakan semua kebutuhan untuk mencapai target output tahun yang akan berjalan. 

Dari setiap bagian operasional kerja melakukan pengajuan kebutuhan-kebutuhan untuk mendukung pelaksanaan rencana kerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 

Tujuan perusahaan adalah: 1) merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi, 2) merupakan hasil akhir yang akan dicapai dalam waktu1 sampai 5 tahun, 3) harus konsisten dengan tugas dan fungsi organisasi, 4) Secara kolektif, tujuan organisasi/perusahaan, 5) menggambarkan arah strategi organisasi dan perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas dan fungsi organisasi, 6) mempertajam fokus pelaksanaan misi dan meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan aktivitas organisasi dalam melaksanakan misinya. 

Perumusan tujuan biasanya hanya dua atau tiga butir yang dijadikan sebagai faktor kunci keberhasilan, sehingga memberi ukuran lebih spesifik dan akuntabel. 

Tujuan mencerminkan pernyataan kondisi yang diinginkan dan bukan merupakan proses atau aktivitas. Untuk merumuskan tujuan dengan baik perlu didasarkan pada faktor kunci keberhasilan yang dihasilkan dari analisis lingkungan strategi dengan mengkaji relevansinya dengan misi perusahaan.

Kriteria tujuan antara lain: 1) harus serasi dan mengklarifikasi misi, visi dan nilai perusahaan, 2) pencapaian tujuan akan dapat memenuhi/berkontribusi memenuhi misi dan program, 3) tujuan akan menjangkau hasil penilaian lingkungan internal/eksternal dan yang diprioritaskan serta mungkin dikembangkan dalam merespons isu strategi, 4) cenderung untuk secara esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan/dalam hal isu strategi hasil yang diinginkan telah dicapai, 5) biasanya secara relatif berjangka panjang, yaitu sekurang-kurangnya tiga tahun atau lebih, 6) harus dapat mengatasi kesenjangan antara tingkat pelayanan saat ini dengan yang diinginkan, 7) menggambarkan hasil program/sub program yang diinginkan, 8) menggambarkan arah yang jelas dari perusahaan, program dan sub program, tetapi belum menetapkan ukuran spesifik/strategi, 9) harus menantang, namun realistik dan dapat dicapai, 10) terkandung unsur idealistik, keinginan kuat untuk menjadi baik dan berhasil, abstrak (tidak tergambar secara kuantitatif). 

Dengan demikian suatu tujuan haruslah realistik dan mampu untuk dicapai dengan mengoptimalkan sumberdaya manusia maupun sumberdaya lainnya.

Tahap 2, Merumuskan keadaan saat ini, tahap ini memerlukan informasi terutama tentang keuangan dan data statistik, yang diperoleh melalui komunikasi. 

Keadaan saat ini merupakan kondisi saat akan disusun rencana, terutama kondisi keuangan mencakup omzet, aset, deposito, uang cash, piutang, hutang yang dapat ditunjukkan analisis akuntansinya, data kepegawaian beserta struktur organisasinya, data aset yang masih layak, rusak maupun yang akan dibutuhkan sehingga kondisi aset sangat jelas.

Kondisi keuangan menentukan perencanaan keuangan yang harus dilakukan dalam rangka membiayai kinerja yang akan dilakukan agar tujuan tercapai. 

Kondisi keuangan menentukan keberanian untuk belajar beresiko, dengan melakukan perencanaan, menggunakan dana yang sekecil mungkin, untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin. 

Kondisi keuangan dapat dievaluasi dari bagian keuangan maupun akuntansinya, posisi keuangan saat ini menentukan rencana pengelolaan keuangan tahap berikutnya  yang ditunjukkan dengan perencanaan sub program yang akan diajukan. 

Neraca keuangan menunjukkan kondisi keuangan saat ini, yang dapat diprediksi keuangan yang akan datang. Tujuan setiap perusahaan adalah profit dan diukur dengan kondisi keuangan perusahaan, setiap tindakan berkontribusi pada penambahan biaya yang dampak yang diharapkan meningkatkan keuntungan. 

Untuk mengukur tingkat pengembalian maka dihitung terlebih dahulu tingkat ROI (Return of Investment) maupun ROR (Rate of Return), sehingga perusahaan tidak merugi, sebaliknya di cari alternatif-alternatif bisnis yang lain untuk meningkatkan profit sehingga keuangan perusahaan semakin membaik.

Tahap 3, Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan, segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. 

Untuk mencapai suatu tujuan maka perlu disusun strategi, sedangkan untuk menentukan strategi kita dapat terlebih dahulu melakukan evaluasi diri, mengukur kekuatan dan kelemahan atau lingkungan internal dalam industri serta mengukur peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal. 

SWOT analisis dilakukan untuk memperoleh strategi-strategi yang tepat untuk mencapai tujuan. Strategi memanfaatkan kekuatan untuk mengoptimalkan peluang, strategi mengoptimalkan kekuatan untuk menghadapi ancaman, strategi mengoptimalkan peluang untuk mengurangi kelemahan dan strategi meminimalisir kelemahan untuk menghadapi ancaman. 

Strategi-strategi yang diperoleh disusun berdasar tingkat kepentingannya, untuk diimplementasikan dalam rangka mencapai tujuan.

Tahap 4, Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan, pengembangan berbagi alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif terbaik dan paling memuaskan. 

Tujuan jangka panjang merepresentasikan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategi tertentu. Strategi mempresentasikan berbagai tindakan atau kegiatan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. 

Kerangka waktu bagi tujuan dan strategi harus konsisten, biasanya berkisar dua sampai lima tahun. Hakikat tujuan jangka panjang harus kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat dimengerti, menantang, hierarkis, mungkin untuk dicapai, dan kongruen antar unit organisasional. 

Tiap tujuan harus terkait dengan waktu. Tujuan pada umumnya dinyatakan dalam pengertian seperti: pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pangsa pasar, tingkat dan hakikat diversifikasi, laba per saham dan lain sebagainya. 

Tujuan yang ditetapkan secara jelas menawarkan banyak manfaat, dan memungkinkan sinergi, membantu evaluasi, menetapkan prioritas, mengurangi ketidakpastian, meminimalkan konflik, merangsang kerja, dan membantu baik dalam alokasi sumber daya maupun rancangan pekerjaan.